Minggu, 03 Agustus 2008

Why we so sad

Berawal dari statement seorang teman yang mengatakan bahwa “Mengapa banyak orang sibuk mencari kebahagian? Kemudian mereka merasa sedih karena tidak menemukan kebahagian tersebut, padahal sebenarnya bukan karena mereka tidak menemukan kebahagiaan, tetapi karena mereka tidak mau berhenti sejenak untuk mencari dan menikmati apa yang ada” (mas Garjito, “gosip2 menjelang SIT”. Juli 2008)…. Ehm.. dalem bgt loe man..Sebuah pernyataan yang menarik dan pantas untuk kita renungkan…, Sebenarnya kitapun kadang sulit menjelaskan kenapa perasakan sedih itu datang, apakah cukup alasan untuk bersedih, bahkan kadang2 kitapun sulit membedakan antara hal yang sebenarnya suatu kebahagiaan dan kesedihan. Untuk yang satu ini mungkin kita masih harus banyak belajar… dan sedikit mendengarkan perkataan Aa Gim yang mengatakan bahwa permasalahan selalu ada yang penting adalah kita harus selalu mengimbanginya dengan ilmu……….

All about .... bureaucracy

Ehm … jadi bingung ni klo ngomongin birokrasi ko kesannya yg jelek2 ya… emang sih kadang2 kita butuh jasa mereka tp klo lg ngurus sesuatu dan harus ketemu mereka yang terasa sebel, merasa dipermainkan, and terkesan diperas, kayaknya hampir semua tempat gak polisi, kelurahan, departemen dll.. apa temen2 yang lain jg ngerasa gitu ya ato malah dah cuek krn dah putus as and sudah menjadi kebiasaan…Pengennya sih melakukan sesuatu dgn benar tp seakan2 semuanya terasa sia-sia, kmrn ja ngurus sesuatu sesuai procedural bolak- balik ampe setahunpun gak bisa jd( padahal sehari jg jd klo mo bayar), mo protes malah dimarahin, mo ditawar dikit malah dibilang kayak beli terasi … Apa ya yg membuat mereka seperti itu and kira2 bisa berubah ga ya!!?..*#$#

Perempatan M.B.A.

Jogja ..kola ngomong jogja pasti terbayang sebuah kota yang kuat akan kultur budayanya and dengan orang2 yang low profile khas budoyo jowo. Tapi tahukah anda bahwa jogja memiliki sebuah program studi yang memberikan gelar M.B.A. buat lulusannya, gile.. keren abiz, gak Cuma gelarnya man,akreditasinyapun lumayan untuk level earth, and gedungnya keren men, sampe menteri keuangan muji2 waktu memberikan seminar. Ada hal menarik dari mesin pembuat M.B.A. mau tau apa? Ternyata hanya bbrp meter trdpt kumpulan orang pinggiran yang biasa minta duit, bersihin kendaraan yg lewat ato sekedar jual Koran, yg lebih menarik lg ada yang masih berumur ya.. sekitar 5 tahun dgn asiknya minta duit di perempatan, gile bener kontras bgt ya…tp menarik juga pendapat orang2 yang mengejar gelar M.B.A. mengenai hal ini. Ada yang bilang ssst tu suruhannya pimpinan program ha…da jg yg bilang ya.. tu memang sengaja dibiarkan coz penghasilan mereka juga untuk biaya operasional ni program gerr… lucu juga tp kayaknya ni orang2 emang lg becanda masak cukup buat operasional ni program kalo kata orang bule gak make sense. Sebenarnya yg jd pertanyaan ko bisa terjadi gerombolan orang pinggiran ada disekitar mesin pencetak M.B.A. apa karena kurang perhatian dari pengelola program, pengajarnya, mahasiswanya, karyawannya dll. Padahal ni program pendapatannya pasti gede, pengajarnya wuih ada yang lulusan australi, jepang, belanda, norwegia, hawai, dll khan mereka orang2 pinter, apalagi mahasiswanya mobilnya keren2 choy apalagi yg warna ijo he…ah bingung mikirnya klo kata pak ustad ambil ja himahnya, tp apa hikmahnya ya…. Setelah dipikir2 trnyata da juga manfaatnya, dengan pemandangan ini lulusan M.B.A. ketika mereka hidup, bersosialisasi, and bekerja dengan orang2 pinggiran ato malah meminggirkan orang untuk kepentingan stockholder (istilah pemilik perusahaan tempat biasa lulusan M.B.A. bekerja) mereka sudah terbiasa gitu lho he……akhirnya dapet jg hikmahnya padahal mikirnya dah lama men …